Senin, 27 Desember 2010

perawat profesional

Pelayanan professional berhubungan dengan kepercayaan klien terhadap profesi yang bersangkutan. Sebagai contoh pelayanan bantuan hukum oleh lawyer melibatkan kontrak kepercayaan antara kliennya dengan lawyer. Lawyer mengetahui segala hal berkaitan dengan kliennya berdasarkan kepercayaan yang dibuat. Contoh yang lain di kesehatan adalah layanan pengobatan oleh medis. Dokter sebagai tenaga profesional akan mengelola pasien sejak masuk sampai dengan pulang atau meninggal dunia.

Bagaimana dengan pelayanan keperawatan? Perawat mengelola pasien berganti-ganti. Kapan pasien masuk atau pulang kadang-kadang tidak tahu sama sekali. Setiap menemukan masalah ditulis, didiangosis, dilakukan rencana tindakan, dilakukan tindakan, dilakukan evaluasi. Tetapi siapa yang bertanggungjawab terhadap semua itu. Bagaimana jika ada kesalahan mengidentifikasi data? Siapa yang mengoreksi?

Berbekal perbandingan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa pelayanan keperawatan yang seperti sekarang bukanlah pelayanan yang professional. Jika pelayanan belum professional maka jelas sekali tidak akan dapat dinilai tingkat profesionalitasnya. Efek dari ini adalah ketidakjelasan remunirasi bagi pelayanan profesional keperawatan itu sendiri.

Ketidak profesionalan ini juga dapat diakibatkan oleh tidak adanya struktur yang menaunginya, atau yang mendukung bentuk pelayanan keperawatan profesional. Mulai dari struktur organisasi atau tugas pokok dan fungsi yang mendukung.

Setiap rumah sakit sebenarnya hanya membutuhkan 30-35 persen Ners dan Ners specialis akan dapat memberikan pelayanan keperawatan professional. Jumlah sisanya 65-70 % dapat diisi oleh perawat vokasional. Perawat yang profesional akan dapat mengelola asuhan keperawatan secara menyeluruh. Mulai asessment, diagnosis, rencana, tindakan, sampai evaluasi dilakukan oleh 1 orang perawat profesional. Tetapi dalam implementasinya perawat profesional dapat dibantu oleh perawat vokasional.


Profesionalisme keperawatan bukan suatu mimpi, jika kita dapat mengubah system pelayanan keperawatan. Model-model praktik keperawatan profesional sudah banyak diterapkan dan diteliti. Pelatihan pelatihan sudah sudah sering dilakukan. Bahkan penelitian berkaitan dengan penerapan model tersebut juga sudah sering dilakukan dengan hasil yang baik.


Perawat yang kompeten sudah tersedia, model juga sudah ada, mengapa masih belum juga terwujud praktik keperawatan profesional. Kemauan kita sebagai manajer untuk memfasilitasi penerapan di rumah sakit sangat dibutuhkan. Profesionalisme pelayanan keperawatan seharusnya menjadi prioritas perubahan keperawatan saat ini. Tanpa ada struktur dan system yang mewadahi, semua inovasi keperawatan akan sulit terdokumentasi dengan baik dan menjadi evidence base untuk perkembangan keperawatan.


Perjuangan struktur keperawatan dalam jajaran level strategis juga belum layak diperjuangkan dengan terlalu keras. Perjuangan jabatan struktural direktur keperawatan sebaiknya jangan terlalu dipaksakan jika sumber daya manusia yang akan mengisinya tidak tersedia. Hal ini akan menjadi blunder dalam perjuangan selanjutnya jika struktur ini tidak berfungsi dengan baik dan tidak memberikan kontribusi apapun bagi keperawatan. Hal terbaik menurut saya adalah meletakkan landasan yang kuat di level pelayanan langsung pasien. Pengaruh pada pasien harus jelas dirasakan agar pasien dapat membedakan pelayanan yang profesional dan yang tidak profesional sehingga akan tercapai kondisi "addicted".


Kondisi yang kita ciptakan akan menjadi kekuatan fundamental perkembangan keperawatan. Pondasi yang kokoh akan meningkatkan daya pantul untuk melakukan lompatan yang lebih tinggi. Lompatan kuantum yang kita harapkan akan segera terjadi. Profesionalisme keperawatan bukan menjadi pertanyaan lagi, tetapi sebuah jawaban terhadap tantangan kesehatan. Pasti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar